FACEBOOK

Dunia Baru itu Bernama Facebook

Kehadiran facebook diyakini membawa kemeriahan. Orang seakan menemukan dunia baru. Tak hanya teman, di sana kita bisa bertemu dengan hamba Tuhan dan bahkan gereja. Makin lengkaplah isi dunia baru itu.

Puisi sederhana yang amat menggelitik itu tercipta dari tangan mungil milik Serafina Ophelia Simanjuntak (9). Murid kelas IV SD Bellarminus, Bekasi ini kerap melihat ibunya asyik berinteraksi dengan facebook (fb) di notebook-nya. Sang Ibu, Reko Alum (33) mengakui saat awal-awal bergabung dengan fb Oktober 2008 lalu, ia sempat ketagihan. Waktu luang yang biasa ia gunakan untuk membaca buku, ia alihkan ke fb. Perubahan ini ditangkap oleh sang putri yang memang sangat ekspresif.

Ya, demam fb memang sedang melanda dunia. Reko tak sendiri. Ada lebih dari satu juta orang di Indonesia dan 100 juta di dunia, menjadi pengguna aktif fb. Bahkan tak sedikit yang mengaku keranjingan. Mereka mengaku, banyak manfaat yang didapatkan dari sana.

Memperkuat Jalinan Relasi
Fb mendekatkan Dina Listiorini, M.Si (39) dengan mahasiswanya. “Kalau ada mahasiswa skripsi yang lama gak datang, saya tinggal nulis di wall-nya, ‘Mana, katanya mau diserahin tulisannya?’ Ternyata ini cukup efektif. Besoknya mereka langsung datang,” kisah pengajar di jurusan Komunikasi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta itu.
Berkat fb, jaringan pertemanan Dina meluas. Dina yang meminati studi tentang perdamaian, seksualitas, dan cultural studies ini jadi punya partner diskusi lintas benua. “Sebetulnya April lalu saya diundang ke Tel Aviv untuk ikut workshop tentang perdamaian. Mereka akan mengurus semua akomodasi di sana, termasuk surat-surat perjalananan. Tapi saya tidak berangkat, gak kuat tiket pesawatnya terlalu mahal,” tutur Dina terkekeh.

Keunggulan fb dibandingkan dengan situs pertemanan yang lain seperti friendster (fs) terletak di fiturnya yang lebih interaktif. “Kita bisa update terus si ini (teman) lagi ngapain. Kalau bosen bisa main kuisnya walau kadang garing. Selain itu, bisa tahu lebih detail jika ada undangan event dari teman,” terang Rukmawan Tri Hananto (33), Promotion Manager sebuah perusahaan consumer goods ini.

Untuk menjaga hubungan, para pengguna fb dapat melongok dan meninggalkan komentar di fb temannya. Small talk lewat komentar di fitur utama: wall, note, status, dan foto ini cukup efektif untuk menjaga hubungan dengan teman. Sekaligus untuk memperlihatkan “jati diri” seseorang.
“Dengan fb ini, orang malah kelihatan “asli”nya (waktu bikin status, komentar, pasang foto narsis, posting, dsb). Khususnya, untuk teman-teman yang kurang dekat. Kalau yang dekat mah udah tahu jeroannya kayak apa,” kata Arie Saptajie (40), penatua Gereja Generasi Baru Yogyakarta tersenyum.

Media Katarsis
Bagi mereka yang senang menulis, fb menjadi semacam media katarsis. “Saya bisa dengan bebas memasukkan tulisan saya tanpa harus mengikuti ketentuan redaksional suatu media,” terang Reko, mantan jurnalis yang kini menjadi script writer. Jemaat GKI Raya Hankam, Pondok Gede itu cukup produktif mem-posting tulisan.

Puisi ciptaan Rafin juga pernah ia posting. Lalu, mengundang banyak komentar teman-temannya. Ketika Pusat Kebudayaan Prancis (CCF) mengadakan lomba puisi, Reko iseng-iseng mengikutkannya. Ternyata puisi itu masuk tiga besar.

Pdt. Wahyu Pramudya, M.Th, menjadikan fb sebagai tempat menulis curahan hatinya. “Pendeta kan manusia, butuh curhat juga,” seloroh pendeta GKI Ngagel Surabaya ini. Melalui fitur note, Wahyu kerap mem-posting tulisan hasil refleksinya. “Saya kerap curhat aktivitas dan pergumulan agar jemaat dapat mengenal saya lebih utuh,” tutur Wahyu yang juga penulis buku itu.

Arie Saptajie memanfaatkan fb untuk sharing, curah gagasan, mempublikasikan dan mempromosikan karyanya. Hamba Tuhan yang sudah melahirkan 25 buku itu memang kerap mem-posting tulisan sederhana namun sarat makna.

Memperluas Jangkauan Pelayanan
Bagi para pendeta, fb mendukung pelayanan. “Saya menggunakan fb untuk membuat diri saya lebih dapat diakses oleh orang yang membutuhkan bantuan saya, ” jelas Wahyu yang meng-update fb 2-3 kali dalam sehari

Dengan alasan yang hampir sama Pdt. David Novendus, gembala The Rock Church Jakarta, selalu meng-approve semua permintaan menjadi teman. Suami penyanyi rohani Jacqlien Cellose ini melihat itu sebagai sebuah kesempatan. “Saya bisa mengenal banyak orang dan juga bisa menjadi sarana untuk memberitakan Kabar Baik. Caranya, membangun hubungan baik dan menolong menyelesaikan pergumulan mereka,” katanya.

Kebutuhan jemaat yang personal, seperti konseling, bisa dilayani via fb melalui fitur chatting. “Biasanya masalah yang berkaitan dengan keluarga. Saya bisa juga memantau perkembangan hasil konseling melalui fb,” tutur Wahyu yang alumni SAAT Malang ini. Sama seperti Wahyu, Arie pun kerap melakukan konseling via fb. “Ada jemaat yang minta konseling via fb,” ujarnya memberi alasan.

Fb juga efektif untuk mengundang jemaat menghadiri acara yang diadakan gereja. Seperti yang dilakukan oleh Pdp. Gisbert Pangemanan “Saya kan gembala anak muda dan sering mengadakan acara rohani. Saya meng-invite orang melalui fb,” ujar gembala penjangkauan Kingdom Generation Ministry yang juga suami dari penyanyi rohani, Eka Deli.

Pengaturan waktu
Daya tarik fb yang begitu memikat kerap membuat orang lupa waktu. Menurut Arie Saptajie, filter menghadapi fenomena ini ada di penguasaan diri. Karena itulah, keakraban dengan fb tak mengubah kebiasaan Reko berinteraksi dengan keluarganya. “Sebelum kenal fb, saya bersama anak-anak sudah punya jadwal kapan saatnya kami harus berinteraksi. Seperti ketika makan bersama, mendampingi mereka belajar dan sebelum tidur. Ketika saya mengenal fb, jadwal interaksi itu tidak berubah,” tutur Reko yang memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tanpa jasa pembantu rumah tangga.

Sebagian besar karyawan membuka fb di jam kerja dan menggunakan fasilitas kantor. Tak heran, jika banyak perusahaan lalu memblokir situs ini. Mereka khawatir fb akan menurunkan produktivitas karyawan. Sebagai karyawan, Rukmawan berpendapat kebijakan ini terlalu berlebihan. Bagaimana pun, kinerja seseorang itu sifatnya sangat personal. “Tergantung si personal itu sendiri. Meski tidak ada fb kalau orang itu tidak punya tanggung jawab buat pekerjaan ya sama saja,” tandas pemandu pujian di GKI Kebayoran Baru, Jakarta ini.

Gereja Facebook Indonesia
Melihat banyaknya orang Kristen yang berinteraksi di fb, Sansulung John Sum tergerak untuk mendirikan Gereja Facebook Indonesia (sejuta orang Kristen terhubung), sejak 10 Februari 2009. Misinya adalah menghubungkan sesama saudara seiman berbahasa Indonesia yang ada di fb.

John Sum memulai dengan mengajak 55 orang untuk bergabung. Dalam waktu yang sangat singkat, jumlah anggota GFI melonjak pesat. “Saya sendiri terperanjat dengan minat mereka. Awalnya, saya memperkirakan dalam waktu 2 bulan, akan diikuti oleh 2.000 saudara seiman. Ternyata tak sampai dua bulan mencapai 5.755 orang. Berarti terjadi multiplikasi 100 kali lipat,” terang Managing Editor di Alpha Omega Community (Gereja Oikos).

Kendati memakai kata “gereja” bukan berarti untuk menandingi gereja di dunia nyata. “Dengan memakai kata “gereja” dapat dipahami bahwa setiap orang Kristen dapat bergabung dengan komunitas ini, tidak terbatas pada kelompok tertentu,” jelasnya.

John Sum tidak menawarkan manfaat yang muluk-muluk bagi “jemaat” GFI. “Sesuai dengan misi GFI, manfaat yang pasti adalah dapat mengenal saudara seiman yang tadinya tersebar di berbagai kelompok atau tempat. Silakan juga mengambil manfaat positif yang lain di GFI.”

Begitulah, kini fb menjadi semacam dunia baru bagi penggunanya. Semoga kebahagiaan yang mereka dapat di dunia itu, mereka bawa juga ke dunia nyata. Supaya yang virtual menjadi lebih real.

Sumber: (Majalah Rohani) Bahana, Mei 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

rank

Check Page Rank of any web site pages instantly:
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service